Wednesday, August 20, 2008

Membuat Layout PCB PLL Exciter FM 2 Watt


Beberapa waktu yang lalu sudah pernah dibahas tentang membuat layout dan merakit pemancar 1.5 watt FM dan stereo lagi, Cuma pemancar ini punya kelemahan yaitu frekuensi kerja tidak bisa stabil, suka jalan-jalan ngabuburut sendiri, he..he..nunggu buka puasa kali ya! Kadang pagi di atas, tau-tau siangnya di bawah, malamnya naik lagi... Itulah kendalanya, hal ini disebabkan karena faktor catu tegangan yang kadang naik dan turun, juga faktor suhu/panas di sekitar. Maka pemancar yang demikian tidak layak untuk broadcast untuk daya yang besar, artinya jangan sampai dikuatkan untuk daya hingga 100san watt, fans pendengar dibuat pusing, tiba-tiba lho ko hilang siarannya. wah.. pemancarnya ngungsi...disamping bisa  mengganggu stasiun pemancar lain.

Untuk mengatasi masalah ini, maka pemancar perlu diberi alat tambahan yang bertugas mengunci frekuensi kerja osilator pemancar yang suka jalan-jalan itu agar anteng di satu frekuensi kerja saja, misalnya kita tempatkan di 107.7 MHz. karena sudah diborgol tadi dijamin pemancar tidak akan ngeluyur kesana-kemari sendiri. Alat untuk ngeborgol ini dikenal dengan PLL.Untuk ngebahas topik PLL ntar pada perakitan Exciter PLL pada PCB yang sekarang ini.
Di bawah ini sudah tampak wujud asli rancangan PCB tersebut. Disain ini merupakan Pemancar FM Stereo Daya 1.5 Watt, rangkaian stereonya dilepas kemudian diganti dengan rangkaian PLL. sehingga layak untuk keperluan broadcasting dan bisa ditingkatkan dayanya hingga ratusan watt. Tampak top markotop ya disainnya. Gambar pertama adalah tata letak komponen, gambar kedua merupakan layout PCBnya, dan gambar ke tiga adalah PCB mask. Pekerjaan selanjutnya adalah ngeprint, kemudian dibuat filmnya dan dicetak, Jadi deh PCB Exciter FM 2 Watt PLL ini. 
Gambar PCB Exciter PLL FM 2 Watt

Masih penasaran!... Bagaimana hasil akhir untuk exciter ini. ""Bersambung"

Echo Digital Repeater

Di zamannya era tahun 1997, Echo digital ini menjadi sangat populer, dikalangan para pebreaker. Tentang kualitas efek suara yang dihasilkan jangan diragukan lagi, banyak yang tidak percaya kalau echo ini simpel dan berharga sangat terjangkau.alias murah, mengalahkan Echo Repeater sezamannya yang lebih dulu muncul dan populer, semisal  Echo Repeater MN3008 dan Echo Repeater MN3005, apalagi echo Chamber, jenis echo ini lebih kuno lagi.
 Memang pada waktu itu didominasi oleh ketiga jenis echo tersebut, dengan kemunculan echo generasi baru ini, semua banyak yang beralih menggunakannya, kasihan deh nasib MN3008 dan MN3005, alias tidak laku, malah ada yang berani barter Echo Digital Repeater saya, yang sewaktu itu seharga Rp40.000,- ditukar dengan Echo Repeater Tipe MN3005, padahal waktu itu hanya ICMN3005 seharga di atas Seratus Ribuan. dan saya sempat memproduk banyak, laris manis tentunya.


Untuk mengenang masa-masa kejayaan Echo ini, saya sahre sekarang. Rancangan sudah dimodifikasi dari standar agar effek yang dihasilkan terasa berdesis, sis...sis...sis..sis...dan ada penambahan penguat mic untuk mic kondensor.


Layout


Awal kemunculannya, IC yang digunakan bertipe MN3058 akan sangat baik effek yang di hasilkan atau juga pilih tipe MN3069 tidak kalah cantik bikin orang yang mendengarkan mabuk kepayang. Namun  Saat sekarang  didominasi oleh IC PTC2399, dari pendapat saya pribadi, IC  dari PTC ini kurang mak nyus dibandingkan ke dua tipe IC di atas, kalau masih ada di pasaran pilih tipe MN3069 dan MN3058 bila ingin merakit.

Friday, August 15, 2008

J-Match & Slim Jim, Antena Untuk Broadcast FM


Ada beberapa antena omnidirectional yang ideal dan  sangat baik digunakan untuk keperluan broadcasting FM, salah satunya adalah antena J-Match. Antena ini disebut juga J-Pole Antenna, ada juga yang menyebut Zeep Antenna atau Zeepelin Antenna, yang populer di dekade era 70 an. Dalam perjalanannya antena J-Match dikembangkan lagi sehingga muncul variasi baru J-Match yang lebih handal, dikenal dengan antena Slim Jim, diciptakan oleh Fredrick Charles Judd. Guna mendapatkan penyebaran yang lebih lebar lagi. Antena Slim Jim pun bisa dikombinasikan lagi dengan jenis antena koliner sehingga terwujudlah Collinier Slim Jim.bahkan bisa disusun bertingkat tingkat, alhasil antena menjadi suangaaat tuinggi polll, 20 meteran lebih, hanya sebuah antena. weh...weh...weh...koyo opo yo!


Lha...disamping itu ada beberapa antena omnidirectional lain yang sama idealnya untuk broadcast, yang jenis ini dikenal Ground Plane, variannya adalah 1/4 lamda dan 5/8 lamda. Dalam perkembangan selanjutnya, munculah antena Telex dan Hudsler yang sangat terkenal itu. Dikalangan homebrew dan broadcaster amatir radio. kedua antena ini menjadi primadona. karena mampu melontarkan daya pancar radio yang sangat luas ke segala arah demikian juga dalam hal merisip, dan cukup gagah bila dilihat bertengger di tiang atau tower antena tinggi. Untuk Kedua jenis antena ini meramunya agak ribet, ntar kalo ada yang penasaran dan ingin share saya akan postingkan. makanya beri koment ya....kita share bareng ngomongin antena.

Ok itu tambahan, sekarang back to topic, ngomongin si J-pole and si adiknya Slim Jim. Saya pilihkan kedua antena ini pertimbangannya adalah karena kedua kakak adik ini memiliki konstruksi yang simpel, yang memungkinkan mudah untuk dibuat, membutuhkan bahan yang sedikit. dan bisa di bikin dari bahan apa saja selama itu konduktor. Lebih-lebih kalo kita bandingkan sama model antena ground plane, dua antena bersaudara ini tidak membutuhkan radial, dari segi ketahanan terhadap terpaan angin, tentu si J-Match n si Slim Jim lebih baik. Ditambah dengan kualitas penguatan/gain antena yang besar. Mbah Juud sang penciptanya mengklaim Slim Jim mampu memberi penguatan sebesar 6db. Padahal untuk antena groundplane 5/8 lamda saja hanya 3db saja. (homebrewer menyebut antena groundplane 5/8 lamda dengan antena kumis) .Tidak banyak kata, yuk langsung ke TKP. Sekarang  saya ajak untuk meramu kedua antena ini.

Ramuan Membuat antena J-Match & Slim Jim
Bagai seorang Mac Giver yang mampu meramu apa saja untuk membuat senjata dalam menghadapi lawannya, sudah pernah nonton filmnya kan ya!. Ok, kita terapkan ilmu Giver untuk meramu antena ini. Sudah disinggung di atas, bahwa antena ini bisa di bikin dari bahan apa saja; ruji sepeda, kawat jemuran, kawat email bekas trafo (pilih diameternya gede), kabel listrik(pilih jenis NYA diameter gede bisa 2.5mm), dll, tetapi kalau pingin mudah dalam bikinnya pakai almunium saja, bisa pipa dalam berbagai ukuran.
Gambar 1. Skema Antena J-Match dan Slim Jim
Setelah skema kita ketahui, sekarang menentukan panjang elemen masing-masing dari A, B, C, D, E, dan F. Dapat dicari dengan perhitungan antena. Contoh hasil perhitungan bila antena ingin bekerja di frekuensi 107.7 MHz (frekuensi kerja radio komunitas), didapatkan:
panjang A = 2033.43 mm
              B = 1337.05 mm
              C = 668.52 mm
              D = 139.27 mm
              E = 27.85 mm
              F = 60.58 mm ( ukuran jarak F ini tidak kritis )
Jika antena Slim Jim maka panjang ukuran A, B, C, D, E,dan F dipakai semua. Jika antena J-Match maka panjang ukuran yang dipakai adalah A, C, D, dan F.

Tiba saatnya ramuan Mac Giver diterapkan. Di gudang ternyata saya temukan sisa-sisa potongan pipa alumunium yang cukup banyak, salah satunya antena TV VHF untuk TVRI. kita bedah antena TVRI tadi untuk dimanfaatkan sebagai jalur tekukan, beberapa potong pipa aluminium dipotong 4 cm s/d 5cm dan dibelah untuk sambungan antar pipa, setelah dirangkai sedemikian rupa jadilah J-Match tersebut. Langsung ke TKP ini gambar penampakannya. 
 

Gambar 2. Proses Perakitan Antena J-Match

Untuk merangkai antena J-Match dan Slim Jim tidak harus seperti dengan cara ini, boleh saja dengan model lain, mungkin dengan cara disambung langsung tidak harus dengan tekukan. Ini karena memanfaatkan barang sisa.


Gambar 3. Perakitan Antena Slim Jim

Ternyata kotak plastik ini bisa dimanfaatkan untuk pengambilan titik Feed dan sekaligus melindungi kabel penyalur kena air hujan. Wah jadi tambah keren.

Penalaan
Jika proses perakitan sudah baik,dan penyambungan kabel penyalur juga baik sesuai perhitungan, bisa dipastikan titik matching pada SWR juga sudah baik, tinggal disempurnakan dengan cara ditala secara perlahan-lahan naik turun pada Titik Feednya sampai ditemukan nilai SWR 1:1. Antena Siap dinaikkan. Selamat mencoba kawan...!

Wednesday, August 13, 2008

APEX H900TEF

APEX H900TEF + Protector. Layout ini belum saya koreksi, tapi dipastikan sudah sesuai n benar sebagaimana layout dari aslinya, meski ada perbedaan dikit dari aslinya. Saya share moga banyak membantu yang membutuhkan. Jika mau dikoreksi ulang akan lebih baik, dengan melihat skema. selamat berkarya....



PCB
 
Ukuran PCB H900TEF ini cukup panjang 340x100mm


Friday, August 1, 2008

Buat Dummy Load


Dummy Load atau bila dibahasakan kita adalah beban semu atau beban tiruan sebagai pengganti antena, dengan nilai impedansi tertentu, bisa 50 ohm, 75 ohm, atau 300 ohm, dan impedansi yang umum untuk beban pada pemancar radio adalah 50 ohm.

Kegunaan dummy load  yaitu seperti sudah disebut di atas adalah sebagai pengganti antena pada saat kita melakukan tunning pemancar atau "ngetrim" bahasa homebrew begitu menyebutannya, sehingga diperoleh
impedansi yang sama dengan impedansi dummy load 50 ohm. Adapun Dummy load ini pemakaiannya bersamaan dengan alat ukur Power dan SWR meter, yaitu untuk melihat besar daya output dan melihat seberapa match pemancar dengan beban. Setelah memperoleh kondisi match antara pemancar dan beban menjadi 50 ohm, maka juga sama perlunya mematchingkan antara pemancar dengan antena. Untuk bahasan memetchingkan kabel transmisi dan antena ini terpisah pada postingan berikutnya.

Dummy load bisa kita buat sendiri dengan mudah, yaitu dengan menyusun pararel beberapa resistor dengan nilai tertentu sehingga diperoleh nilai 50 ohm. Sebagai contoh, resistor yang kita susun bernilai 1000 ohm dengan daya R 2 watt, maka untuk mendapatkan nilai 50 ohm diperlukan R sebanyak 20 buah yang terhubung pararel, 1000 ohm/20 = 50 ohm, daya R pun bertambah menjadi 40 watt, 2 watt x 20 = 40 w. dianjurkan menggunakan resistor dari karbon, dan menghindari resistor dari lilitan kawat yaitu berbentuk fisik kotak putih, karena berupa lilitan maka bersifat induktif juga kapasitif yang sangat besar. 

Bisa juga susunan pararel rangkaian dummy load ditambah indikator power, sehingga ketika kita sedang ngetunning power pemancar bisa diketahui langsung. posisi low untuk power 10 watt dan high untuk posisi 50 watt. bergantunmg kita nanti nyeting VR trimpot 50K dan 500K, untuk menyetingnya diperlukan Power meter  untuk mengkalibrasi. 
Beban kontinu yang mampu dibebani secara terus menerus pada dummy load ini kira-kira 20 watt, di atas itu maka dummy load akan meleleh timah patrinya. selamat mencoba semoga bermanfaat. Marhaban Ya Ramadhan.